Sabtu, 01 Januari 2011

Selamatkan Anak-Anak

 
Penulis : NP
Penyunting : --
Ilustrator : -
Harga : Rp 42000,-
Stok : Tersedia
Pengantar : --
Epilog : --
Kontributor : --
Cetakan : I, November 2009
Ukuran : 14 x 21
Halaman : i - 22
Abstraksi
Kini sudah lazim kebersamaan dengan anak-anak kita ciptakan lewat menonton televisi, film, musik, game, dan media-media pop lainnya.
 
Daftar Isi
  Pengantar Edisi Terbaru ??????? 2
  Pengantar ???????? 6
Bagian I: Penemuan Konsep Mengenai Masa Kanak-kanakBab 1. Ketika Konsep Tentang Anak-anak tidak ada ???????? 13
Bab 2. Mesin Cetak dan Usian Dewasa Baru ???????. 37
Bab 3. Periode Awal (Incunabula) Masa Kanak-kanak  ???????.. 61
Bab 4. Perjalanan (Ide) Mengenai Masa Kanak-kanak ??.. 81
Bagian II: Menghilangnya Masa Kanak-kanak
Bab 5. Awal dari Sebuah Khir   ????????? 101
Bab 6. Media yang Membongkar Segala-galanya  ???????.119
Bab 7. Dewasa-Anak ??????????. 143
Bab 8. Anak Yang Hilang  ???????. 171
Bab 9. Enam Pertanyaan ??????? 203
  Daftar Pustaka ??????????.217
  Indeks ????????....?.221
Item Terkait

Red Rebels : --
Jurnal: --
Resist Info : --
 
Komentar
`Postman menggunakan argumen yang begitu meyakinkan dan humor yang tajam sehingga menantang para pembacanya.` - St. Louis Post Dispatch
sumber: www.resistbook.or.id

Lenin Teori dan Praktik Revolusioner

Penulis : CH
Penyunting : --
Ilustrator :
Harga : Rp 42000,-
Stok : Tersedia
Pengantar : --
Epilog : --
Kontributor : --
Cetakan : I, Oktober 2009
Ukuran : 14 x 21
Halaman : i - 222
ISBN : 978-979-1097-69-7
Hidupnya didedikasikan untuk perjuangan revolusioner. Dijadikannya teori Marxis sebagai kekuatan praxis. Hanya namanya yang dianggap patut disandingkan dengan Marx untuk menyebut ajaran yang dikembangkannya: Marxisme-Leninisme. Buku ini menguraikan gagasan-gagasan Lenin dan perannya dalam Revolusi Rusia 1917. Rusia menjadi rujukan karena tanpa itu mustahil untuk memahami Lenin yang percaya bahwa teori dan praktik tak bisa dipisahkan. Selain itu, Hill membandingkan sejarah Inggris, Perancis, dan Rusia sehingga dapat ditelusuri perkembangan Marxisme. Ia menunjukkan bagaimana Lenin mengkombinasikan Marxisme dengan tradisi-tradisi dan sejarah revolusi Rusia. Buku ini juga mengulas gagasan-gagasan Lenin lainnya, terutama tentang imperialisme, Negara, pembangunan Sosialisme, dan taktik-taktik revolusioner. Ditulis dengan gaya populer dan sederhana, buku ini tidak hanya berguna untuk menimba inspirasi bagi kalangan gerakan, melainkan juga bagi publik luas untuk memeriksa kembali stigma-stigma yang disebarkan selama ini. 
Sumber: www.resistbook.or.id

Menguak Misteri Sejarah


Judul : Menguak Misteri Sejarah
Penulis : Asvi Warman Adam
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Terbit : I, 2010
Halaman : xii + 292 Halaman
Harga : Rp. 40.800


Sebuah historiografi sulit untuk netral. Berbagai kepentingan selalu berlibat-libat di situ. Jadi tidak mudah untuk mengetahui sejarah dengan lurus. Metodologi penulisan yang ketat menjadi sebuah keharusan di situ.

Buku yang ditulis oleh Asvi Warman Adam ini memang tidak berpretensi untuk meluruskan sekian banyak peritiwa sejarah yang terjadi di tanah air. Namun, dari artikel-artikel yang ditulisnya, pembaca dapat mengetahui kisah-kisah tidak terungkap sampai persolan-persoalan yang terkait dalam sejarah Indonesia.

Membaca kisah-kisah tidak terungkap dalam buku ini, pembaca akan merasa seperti menikmati mozaik sejarah yang belum banyak diketahui secara luas. Sebut saja kisah mengenai Ibrahim Yacoob yang pernah menggagas penyatuan Malaysia ke Indonesia (halaman 32-35).

Meskipun gagasan itu tidak pernah terwujud, namun pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa itu ialah, masih dapat dilakukannya kerja sama positif antara Malaysia dan Indonesia. Jadi, seruan perang ketika hubungan antara keduanya memanas, bukanlah rekomendasi yang tepat.

Tentu saja hubungan antara keduanya harus dilakukan dengan menghormati prinsip-prinsip kesejajaran. Lebih penting lagi, kerja sama itu harus mendatangan manfaat dan keuntungan bagi kedua belah pihak secara seimbang.

Contoh mozaik lainnya adalah bahwa Pramoedya Ananta Toer, yang pernah dicalonkan sebagai penerima hadiah Nobel, ternyata tidak hanya seorang sastrawan, tetapi juga seorang sejarawan.

Dalam catatan Asvi, Pramoedya pernah mengumpulkan sejumlah bahan tulisan mengenai gerakan nasionalis yang terjadi antara tahun 1898-1918. Bahan yang disusun oleh Pramoedya tersebut kemudian menjadi diktat kuliah yang diberi judul Sejarah Modern Indonesia.

Menurut Asvi wajar jika Pramoedya disebut sebagai sejarawan, sebab ia selalu membawa peristiwa sejarah dengan perspektif baru. Di sinilah Pramoedya berusaha mengurangi cara kekuasaan "mengonstruksi" kebenaran. Baginya fakta adalah rekan kekuasaan.

Banyak topik menarik seputar sejarah dan penulisan sejarah yang ditulis dalam buku ini, mulai dari kontroversi pemberian gelar pahlawan, terlupakannya orang-orang penting dalam sejarah, hingga berbagai percikan persoalan seputar sejarah bangsa.

Sejumlah materi yang disampaikan dalam buku ini pun terbilang aktual, misalnya saja simpul-simpul masalah seputar kasus bank Century hingga perdebatan mengenai pemberian gelar pahlawan. Inilah yang membuat buku ini "dekat" dengan kekinian.

Dari kumpulan tulisan Asvi ini sebenarnya pembaca dapat memahami bahwa penulisan sejarah tidak pernah lurus, artinya selalu ada kekuasaan yang menempel padanya.

Tidak mengherankan jika kemudian penulisan sejarah selalu memihak kepada kekuasaan. Bergantinya rezim akan berganti pula penulisan sejarah, di sana ada mistifikasi fakta maupun kebenaran yang ditutup-tutupi. Wajar saja jika sejarah dibaluti kontroversi serta misteri tak terungkap.

Dalam buku ini beberapa kali terjadi pengulangan "cerita" dalam tulisan yang berbeda. Penyebabnya, tulisan-tulisan tersebut merupakan artikel yang satu sama lain sebenarnya terpisah. Jika saja proses editing dilakukan dengan baik, mungkin hal itu tidak akan terjadi.***

Sumber: www.ulas-buku.blogspot.com

Keliling Indonesia, Dari Era Bung Karno sampai SBY



Judul : Keliling Indonesia, Dari Era Bung Karno sampai SBY

Penulis : Gerson Poyk

Penerbit : Libri

Terbit : I, 2010

Halaman : xiii + 307Halaman

Harga : Rp. 55.000

Wartawan selalu memiliki kisah-kisah menarik selama menjalankan profesinya. Sayangnya, hal itu tidak selalu dapat dituangkan ke dalam kolom-kolom di media tempat ia bekerja. Sebagai alternatif dipilihlah media lain, baik blog pribadi ataupun buku.

Cara terakhir inilah yang dipililih olah Gerson Poyk, wartawan senior sekaligus sastrawan yang acap kali menerima penghargaan baik di bidang jurnalistik maupun sastra. Gerson memilih buku sebagai media untuk menampilkan apa yang tersisa dalam ingatannya berkaitan dengan karirnya di dunia jurnalistik.

Buku ini berisi sejumlah catatan kenangan Gerson saat itu bekerja sebagai wartawan. Lelaki yang sudah bekerja sebagai wartawan sejak tahun 1960 itu, mengisahkan kembali berbagai pengalaman yang terekam dalam kenangan ketika menjalankan tugas jurnalistik.

Hal yang menarik, Gerson sengaja mengemas semua yang masih ada dalam kenangan itu dengan cara yang jenaka. Itulah yang membuat tulisan dalam buku ini terasa begitu segar. Humor di sana-sini membuat apa yang ditulisnya enak untuk dibaca dan lebih dari sekadar menuliskan sebuah kisah lama.

Tengok saja ketika ia berpura-pura menjadi anggota rombongan pengantar Bung Karno ketika Sukmawati, putrinya, menikah. Saat itu Gerson dan wartawan lain dilarang masuk ke dalam rumah Fatmawati oleh petugas. Padahal para kuli tinta sudah tidak sabar untuk melihat Soekarno yang sudah ditahan selama sekitar satu tahun.

Namun gagasan nekat Gerson muncul. Ia berpura-pura menjadi pendamping dua penghulu yang masuk ke dalam rumah Fatmawati lewat gang belakang. Ia pun berhasil masuk ke dalam.

Lalu, Gerson pun berhasil "mengobok-obok" suasana di dalam rumah Fatmawati, mulai dari kehadiran anggota keluarga, ranjang pengantin, seprai, kelambu, meja yang penuh dengan kue, hingga para ibu yang tengah mencabuti bulu ayam.

Bahkan ketika itu Gerson sempat menyaksikan dengan jelas bagaimana kondisi Soekarno. Ia mendeskripsikan lutut Soekarno yang gemetar ketika presiden pertama Republik Indonesia itu menaiki tangga.

Kegemaran Gerson pada alam terbuka dan kesederhanaan, juga tampak dalam tulisan-tulisannya. Tidak mengherankan jika ia memilih jalan darat dengan bus ketika pulang meliput kegiatan presiden ketimbang menumpang pesawat terbang.

Menurutnya, perjalanan di darat bersama rakyat kecil banyak memberikan pemandangan yang mengasyikkan, mulai dari pemandangan para mbok yang menggendong bungkusan batik, penjaja seks pinggiran yang miskin, sampai petani garam di pesisir utara Jawa dengan kulit yang berwarna tembaga.

Sayang, tidak diketahui secara pasti kapan tulisan-tulisan ini dibuat. Jika keterangan itu ada, maka jarak waktu antara saat penulisan dan ketika Gerson mengalami peritiwa yang diceritakannya itu, akan menjadi hal yang menarik.

Beragamnya kisah manusia yang dikisahkan oleh Gerson, menjadikan buku ini menjadi semacam tulisan sosiologis. Dari situ setiap orang dapat belajar bagaimana seharusnya membangun dan memperlakukan manusia.

Dari sudut pandang profesi wartawan, dari buku ini dapat juga dipetik pelajaran, bahwa keterbatasan fasilitas wartawan di masa lalu, justru mencetus kesempatan--dan kenekadan--untuk melihat Indonesia dan keindonesiaan.***

sumber: www.ulas-buku.blogspot.com

Kisah-Kisah Tengah Malam



Judul Buku    :Kisah-Kisah Tengah Malam
Pengarang    :Edgar Allan Poe
Harga         :Rp 40.000,- *
Ukuran         :13.5 x 20 cm
Tebal         :312 halaman
Terbit         :Desember 2010
Risensi        :

Kisah-Kisah Tengah Malam berisi tiga belas cerita pendek karya klasik Edgar Allan Poe. Masing-masing cerita di sini akan membawa pembaca menuju pengalaman unik yang penuh ketegangan, teror, dan misteri. Beberapa cerpen Edgar Allan Poe yang terkenal seperti Black Cat, The Fall of the Usher, dan Tell-Tale Heart bisa Anda temukan dalam kumpulan cerpen ini.

Saat membaca Kisah-Kisah Tengah Malam, Anda akan diajak memasuki rumah tua misterius, pembalasan dendam, kegelisahan sang pembunuh, hingga terombang-ambing dalam badai di lautan. Dan pada akhirnya, cerpen-cerpen pilihan di sini akan membawa Anda terkagum-kagum pada master horor gotik, Edgar Allan Poe.

Sumber        :www.gramedia.com

Baca Resensi Dulu Sebelum Baca Buku, biar anda tidak tersesat!!!

Meningkatnya Budaya Literasi di Indonesia dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mengeruk keuntungan di dunia buku, mereka menerbitan dan memasarkan buku-buku yang tidak berkulitas, dan tentu efeknya adalah pembaca atau konsumen akan kecewa dengan buku yang dibaca.Mari kita cari tahu dulu tentan gbuku yang akan kita beli, agar kita tidak salah beli.
Risensi buku, baca dulu sebelum beli buku, di dalam buku kita.

www.dalambuku.blogspot.com